Berita

Korban Banjir dan Galodo di Sumbar Capai 206 Jiwa, Ratusan Masih Hilang

9
×

Korban Banjir dan Galodo di Sumbar Capai 206 Jiwa, Ratusan Masih Hilang

Sebarkan artikel ini
(Ket photo: Korban Banjir dan Galodo di Sumbar Capai 206 Jiwa, Ratusan Masih Hilang)

PADANG — Hingga Kamis (4/12/2025), jumlah korban meninggal akibat bencana banjir dan galodo di Sumatera Barat terus bertambah. Data sementara menunjukkan 206 orang meninggal dunia, sementara 221 orang masih dinyatakan hilang. Puluhan warga lainnya mengalami luka-luka dan sebagian masih menjalani perawatan.

Kepala BNPB, Letjen TNI (Purn) Suharyanto, menyampaikan bahwa proses pencarian terus diperkuat.

“Seluruh unsur SAR gabungan bekerja siang dan malam. Fokus utama kami adalah menemukan korban hilang dan memastikan kebutuhan pengungsi terpenuhi,” ujarnya dalam laporan resmi BNPB.

Dari total korban meninggal, Tim DVI Polda Sumbar telah mengidentifikasi 174 jenazah. Proses identifikasi terhadap sisanya masih berlangsung.
Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono, menyebutkan bahwa proses identifikasi membutuhkan waktu karena sebagian jenazah ditemukan dalam kondisi tidak utuh.

“Tim bekerja dengan standar prosedur ketat. Setiap jenazah harus dipastikan identitasnya agar dapat diserahkan ke keluarga dengan benar,” katanya.

Sementara itu, sebanyak 221 warga masih dalam pencarian intensif.
Kabasarnas, Marsdya TNI Kusworo, menegaskan bahwa operasi diperluas hingga ke area sungai, lembah, dan titik-titik yang sulit dijangkau.

“Kami mengerahkan tambahan personel dan peralatan. Setiap laporan dari masyarakat langsung kami tindaklanjuti,” jelasnya.

Selain korban hilang, 112 warga dilaporkan mengalami luka-luka, dan lebih dari 22.000 pengungsi masih bertahan di sejumlah lokasi pengungsian.

Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, meminta masyarakat tetap tenang dan mematuhi arahan petugas.

“Pemerintah daerah bersama BNPB dan seluruh unsur terkait terus bekerja untuk pemulihan. Kami memastikan bantuan logistik, kesehatan, dan kebutuhan dasar pengungsi tetap terpenuhi,” ujar Mahyeldi dalam keterangan.

Upaya percepatan pemulihan infrastruktur juga masih berlangsung, terutama di Kabupaten Agam dan Padang Pariaman yang menjadi wilayah terdampak terparah.